Para menteri luar negeri Liga Arab pada Minggu kembali mengakui Suriah sebagai kandidat presiden setelah 12 tahun lamanya, ketika mereka berupaya membangun kembali hubungan dengan Presiden Bashar al-Assad dan berupaya menyelesaikan konflik yang telah mengguncangnya.
Qatar dan negara-negara lain tidak ingin mengembalikan Suriah dan memboikot pertemuan tersebut. Pertemuan tertutup di Kairo dihadiri oleh para menteri luar negeri dari 13 dari 22 negara anggota liga.
Assad telah memimpin perang saudara berdarah sejak tahun 2011 ketika ia dengan keras menekan protes terhadap pemerintahannya. Konflik tersebut meningkat menjadi perang saudara yang menyebabkan hampir 500.000 orang kehilangan nyawa. Sekitar setengah dari populasi sebelum perang yang berjumlah 23 juta orang menjadi pengungsi.
Negara Timur Tengah yang dilanda perang ini masih terkena sanksi Barat, yang berarti tindakan tersebut belum tentu menghasilkan dana rekonstruksi. Keputusan tersebut memungkinkan Assad untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak Liga Arab pada 19 Mei.
Tujuan organisasi ini adalah berupaya menyelesaikan dua krisis yang disebabkan oleh perang saudara. Pengungsi berdatangan ke negara-negara tetangga, dan perdagangan narkoba meningkat sejak konflik pecah.

Berita Terkini
Seperti yang terjadi
Dapatkan informasi terkini tentang pandemi virus corona dan berita lainnya yang terjadi dengan pemberitahuan email berita terkini gratis kami.
“Ini tidak berarti krisis Suriah telah terselesaikan, malah sebaliknya,” kata Ahmed Aboul Gheit, sekretaris jenderal Liga Arab. “Tetapi hal ini memungkinkan (negara-negara) Arab untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun untuk berkomunikasi dengan pemerintah Suriah untuk membahas semua masalah.”
Mereka yang melakukan advokasi untuk penderitaan warga Suriah merasa tindakan tersebut “dengan kejam mengkhianati puluhan ribu korban kejahatan perang rezim dan memberikan lampu hijau kepada Assad untuk terus melakukan kejahatan keji tanpa mendapat hukuman,” kata Laila Kiki, direktur eksekutif kelompok advokasi internasional The Syria Campaign. , dikatakan.
AS dan Inggris juga keberatan.
Meskipun AS mendukung upaya jangka panjang Liga Arab untuk menyelesaikan krisis di Suriah, para pejabat mendukungnya Saya tidak percaya Suriah layak menerima hal ini pemulihan, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada BBC News.
Inggris, pada bagiannya, mengatakan mereka tetap “menentang untuk terlibat dengan rezim Assad,” Menteri Luar Negeri Inggris untuk Persemakmuran dan Pembangunan Lord Ahmad mengatakan kepada BBC News, ketika Assad terus “menahan warga Suriah yang tidak bersalah, menyiksa dan membunuh. “
Hubungan keduanya sudah menuju normalisasi, namun gempa bumi dahsyat yang melanda Suriah dan Turki pada bulan Februari mempercepat proses tersebut.
Dengan Layanan Kawat Berita